19 Mei 2023
Kegiatan Jalan Sehat SMP Negeri 1 Weru
03 Mei 2023
Assesment Sumatif Akhir Jenjang (ASAJ)
SMP Negeri 1 Weru mengadakan Assesment Sumatif Akhir Jenjang (ASAJ) atau yang dulu disebut dengan Ujian Sekolah yang diikuti oleh Peserta Didik Kelas 9.
Assesmen Sumatif Akhir Jenjang (ASAJ) merupakan penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan yang bertujuan untuk menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
ASAJ ini dimulai hari Rabu, 3 Mei 2023 s/d Selasa, 9 Mei 2023. Seluruh peserta didik kelas 9 mengikuti kegiatan ini, sedangkan untuk kelas 7 dan 8 tetap melaksanakan pembelajaran, namun pembelajaran kelas 7 dan 8 dilaksanakan secara daring. Untuk Bapak/Ibu Guru pengampu kelas 7 dan 8 melaksanakan pembelajaran daring baik synkronus maupun asynkronus.
01 Mei 2023
Hari Pendidikan Nasional 2023
Hari Pendidikan Nasional 2023 jatuh pada Selasa, 2 Mei 2023. Hardiknas atau Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tahun yang bertepatan dengan hari lahir Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara.
Logo Hardiknas 2023 dapat diunduh di sini. Dilansir situs KSPSTENDIK Kemdikbud RI, logo ini dibentuk dari tiga elemen yang terdiri dari Bintang, Keceriaan dan Pena. Berikut adalah makna dari logo Hari Pendidikan Nasional 2023.
- Bintang, menggambarkan semangat Hardiknas yang selaras dengan visi dan misi pemerintah untuk melahirkan generasi Indonesia yang cerdas berkarakter. Dengan garis luwes menggambarkan semangat adaptif dan tangguh menghadapi perubahan zaman yang sangat dinamis.
- Keceriaan, menggambarkan suasana pendidikan Indonesia yang menggembirakan, penuh dengan antusiasme, dan gotong royong serta partisipasi publik.
- Pena, menggambarkan proses pendidikan sebagai sebuah proses penciptaan mahakarya yang memerlukan perpaduan holistik antara kemampuan intelektual, emosional, dan spritual dalam pelaksanaan.
Berikut kami sajikan link
twibbon hardiknas kreasi SMP Negeri 1 Weru.
04 Maret 2023
Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS)
Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS) adalah aksi kolektif secara sadar, sukarela, berjejaring, dan berkelanjutan yang dilakukan oleh sekolah dalam menerapkan perilaku ramah lingkungan hidup. Demikian penjelasan definitif menurut Pasal 1 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor P.52/MENLHK/SETJEN/KUM.1/9/2019 tentang Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah.
Menurut Pasal 2 Peraturan Menteri di atas, gerakan PBLHS untuk mewujudkan dua hal. Pertama, perilaku warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup. Kedua, peningkatan kualitas lingkungan hidup.
Perilaku warga sekolah yang bertanggung jawab yang dimaksud dalam pasal tersebut disebut Penerapan Perilaku Ramah Lingkungan Hidupyang disingkat PRLH. Menurut Pasal 1 peraturan menteri ini, PRLH merupakan sikap dan tindakan warga sekolah dalam menjaga dan melestarikan fungsi lingkungan hidup.
Perlu diketahui juga menurut Pasal 8 Ayat 2 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI ini, gerakan PBLHS dilaksanakan melalui 5 (lima) kegiatan.
Pertama, pembelajaran pada mata pelajaran, ekstrakurikuler dan pembiasaan diri. Kedua, penerapan PRLH untuk masyarakat sekitar sekolah. Ketiga, membentuk jejaring kerja dan komunikasi. Keempat, kampanye dan publikasi gerakan PBLHS. Kelima, membentuk dan memberdayakan Kader Adiwiyata.
Demikianlah gambaran umum pelaksanaan gerakan PBLHS. Gerakan ini dapat dinilai positif karena melalui kegiatan ini warga sekolah akan mendapatkan pendidikan lingkungan hidup.
Pendidikan lingkungan hidup menurut Pasal 1 Peraturan Menteri ini diartikan sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan aksi kepedulian individu, komunitas, organisasi dan berbagai pihak terhadap permasalahan lingkungan untuk keberlanjutan pembangunan bagi generasi sekarang dan yang akan datang.
Pendidikan lingkungan hidup merupakan hak setiap orang. Secara tegas, hal ini dinyatakan Pasal 65 Ayat 2 UU RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam pasal tersebut dinyatakan setiap orang berhak mendapatkan pendidikan lingkungan hidup, akses informasi, akses partisipasi, dan akses keadilan dalam memenuhi hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
Masalahnya pelaksanaan Gerakan PBLHS ini masih sangat umum. Di dalamnya belum mencakup aspek teknis pelaksanaan kegiatan. Padahal aspek teknis tersebut sangat diperlukan sebagai pedoman.
Terkait dengan aspek teknis tersebut, berikut ini alternatif yang dapat dilaksanakan sekolah dalam melaksanakan Gerakan PBLHS. Pertama, dalam melaksanakan gerakan PBLHS melalui pembelajaran, sekolah dapat mengintegrasikan gerakan ini dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler.
Intrakurikuler adalah kegiatan guru dan siswa secara tatap muka. Kokurikuler adalah pendukung kegiatan intrakurikuler seperti penugasan oleh guru pada siswa. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pengembangan bakat dan minat siswa.
Kedua, dalam pembiasaan diri, pelaksanaan gerakan PBLHS dapat diintegrasikan dalam Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Menurut Pasal 5 Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter, PPK dilakukan dengan tiga prinsip.
Tiga prinsip tersebut antara lain : 1) berorientasi pada berkembangnya potensi peserta didik, 2) keteladanan pada lingkungan pendidikan. 3) berlangsung melalui pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari.
Sekedar contoh pelaksanaan prinsip tersebut adalah jika sekolah memiliki program untuk pembiasaan membuang sampah sesuai tempat pemilahannya, maka guru juga harus mengikuti program tersebut sebagai teladan bagi siswa.
Ketiga, terkait penerapan PRLH untuk masyarakat, sekolah dapat mensinergikan program sekolah dengan masyarakat sekitar sekolah. Sekedar contoh, jika RT atau RW di sekitar sekolah memiliki program kerja bakti bersih lingkungan, sekolah dapat menawarkan diri sebagai pelaksanana program tersebut.
Keempat, terkait pembentukan jejaring kerja dan komunikasi sekolah dapat mengadakan kerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Sekedar contoh, sekolah dapat berkonsultasi dengan DLH tentang program sekolah terkait lingkungan hidup. Harapannya, dengan menjalin komunikasi sekolah akan mendapat masukan positif terhadap pengembangan program terkait lingkungan.
Keempat, terkait kampanye dan publikasi Gerakan PBLHS, sekolah dapat memanfaatkan website sekolah dan aplikasi media sosial. Kedua layanan tersebut dapat dijadikan sebagai sarana untuk mempublikasikan kegiatan-kegiatan terkait lingkungan yang dilaksanakan sekolah.
Selain itu, sekolah juga dapat bekerjasama dengan Pers atau media massa. Tujuannya sama yaitu sebagai sarana publikasikan kegiatan terkait lingkungan yang diadakan sekolah.
Kerja sama ini merupakan cara efektif. Menurut Pasal 3 Ayat 1 UU RI Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dinyatakan pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. Berdasarkan pasal ini kampanye dan publikasi gerakan PBLHS memang senada dengan salah satu fungsi pers yaitu media informasi pendidikan.
Bentuk-bentuk pelaksanaan Gerakan PBLHS yang ditelah disampaikan di atas hanya alternatif. Artinya masih dapat dikembangkan lagi sesuai potensi sekolah yang dimiliki sekolah.
Satu hal yang pasti, gerakan PBLHS ini dilaksanakan di sekolah. Sementara sekolah merupakan lembaga penyelenggara pendidikan. Oleh karenanya pengembangan kegiatan terkait lingkungan juga harus selaras dengan tujuan pendidikan.
Secara umum tujuan pendidikan yang dimaksud adalah tujuan pendidikan nasional. Tujuan ini merupakan dasar penyusunan tujuan lain yang dalam hal ini tujuan pembelajaran lingkungan hidup. Dengan berpedoman pada tujuan, maka pendidikan lingkungan hidup akan terarah sesuai target yang diharapkan.
Target dari gerakan PBLHS tidak lain adalah mewujudkan perilaku warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup serta adanya peningkatan kualitas lingkungan hidup di sekolah.
29 Januari 2023
28 Januari 2023
Pembelajaran Berdiferensiasi
Ciri-ciri atau kerekteristik pembelajaran berdiferensiasi antara lain; lingkungan belajar mengundang murid untuk belajar, kurikulum memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, terdapat penilaian berkelanjutan, guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar murid, dan manajemen kelas efektif.
Contoh kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi adalah ketika proses pembelajaran guru menggunakan beragam cara agar murid dapat mengeksploitasi isi kurikulum, guru juga memberikan beragam kegiatan yang masuk akal sehingga murid dapat mengerti dan memiliki informasi atau ide, serta guru memberikan beragam pilihan di mana murid dapat mendemonstrasikan apa yang mereka pelajari. Contoh kelas yang belum menerapkan pembelajaran berdiferensiasi adalah guru lebih memaksakan kehendaknya sendiri. Guru tidak memahami minat, dan keinginan murid. Kebutuhan belajar murid tidak semuanya terenuhi karena ketika proses pembelajaran menggunakan satu cara yang menurut guru sudah baik, guru tidak memberikan beragam kegiatan dan beragam pilihan.
Untuk dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, hal yang harus dilakukan oleh guru antara lain:
- Melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid (bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survey menggunakan angket, dll)
- Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan (memberikan berbagai pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar)
- Mengevaluasi dan erefleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.
Pemetaan kebutuhan belajar merupakan kunci pokok kita untuk dapat menentukan langkah selanjutnya. Jika hasil pemetaan kita tidak akurat maka rencana pembelajaran dan tindakan yang kita buat dan lakukan akan menjadi kurang tepat. Untuk memetakan kebutuhan belajar murid kita juga memerlukan data yang akurat baik dari murid, orang tua/wali, maupub dari lingkungannya. Apalagi dimasa pandemi seperti ini, dimana murid melaksanakan PJJ sehingga interaksi secara langsung antara guru dengan murid sangat jarang. Akibatnya data yang kita kumpulkan untuk memetakan kebutuhan belajar murid sulit kita tentukan valid atau tidaknya. Dukungan dari orang tua dan murid untuk memberikan data yang lengkap dan benar sesuai kenyataan yang ada. Tidak ditambahi dan juga tidak dikurangi. Orang tua dan murid harus jujur ketika guru melakukan pemetaan kebutuhan belajar, baik elalui wawancara, angket, survey, dll.
Terdapat tiga strategi diferensiasi diantaranya;
1. Direfensiasi konten
Konten adalah apa yang kita ajarkan kepada murid. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadapa kesiapan, minat, dan profil belajar murid maupun kombinasi dari ketiganya.
Guru perlu menyediakan bahan dan alat sesuai dengan kebutuhan belajar murid.
2. Diferensiasi proses
Proses mengacu pada bagaimana murid akan memahami atau memaknai apa yang dipelajari.
Diferensiasi proses dapat dilakukan dengan cara:
a. menggunakan kegiatan berjenjang
b. meyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan yang perlu diselesaikan di sudut-sudut minat,
c. membuat agenda individual untuk murid (daftar tugas, memvariasikan lama waktu yang murid dapat ambil untuk menyelesaikan tugas,
d. mengembangkan kegiatan bervariasi
3. Diferensiasi produk
Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan murid kepada kita (karangan, pidato, rekaman, doagram) atau sesuatu yang ada wujudnya.
Produk yang diberikan meliputi 2 hal:
a. memberikan tantangan dan keragaman atau variasi,
b. memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi akan memberikan dampak bagi sekolah, kelas, dan terutama kepada murid. Setiap murid memiliki karakteristik yang berbeda-beda, tidak semua murid bisa kita beri perlakuan yang sama. Jika kita tidak memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan murid maka hal tersebut dapat menghambat murid untuk bisa maju dan berkembang belajarnya. Dampak dari kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi antara lain; setiap orang merasa disambut dengan baik, murid dengan berbagai karakteristik merasa dihargai, merasa aman, ada harapan bagi pertumbuhan, guru mengajar untuk mencapai kesuksesan, ada keadilan dalam bentuk nyata, guru dan murid berkolaborasi, kebutuhan belajar murid terfasilitasi dan terlayani dengan baik. Dari beberapa dampak tersebut diharapkan akan tercapai hasil belajar yang optimal.
Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi tentunya kita akan mengalami berbagai tantangan dan hambatan. Guru harus tetap dapat bersikap positif, Untuk tetap dapat bersikap positif meskipun banyak tantangan dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi adalah:
- Terus belajar dan berbagi pengalaman dengan teman sejawat lainnya yang mempunyai masalah yang sama dengan kita (membentuk Learning Community)
- Saling mendukung dan memberi semangat dengan sesama teman sejawat.
- Menerapkan apa yang sudah kita peroleh dan bisa kita terapkan meskipun belum maksimal.
- Terus berusaha untuk mengevaluasi dan memperbaiki proses pembelajaran yang sudah diterapkan
Pembelajaran berdiferensiasi sangat berkaitan dengan filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak, serta budaya positif. Salah satu filosofi pendidkan menurut Ki Hajar Dewantara adalah sistem “among”, guru harus dapat menuntun murid untuk berkembang sesuai dengan kodratnya, hal ini sangat sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi. Salah satu nilai dan peran guru penggerak adalah menciptakan pembelajaran yang berpihak kepada murid, yaitu pembelajaran yang memerdekakan pemikiran dan potensi murid. Hal tersebut sejalan dengan pembelajaran berdiferensiasi. Salah satu visi guru penggerak adalah mewujudkan merdeka belajar dan profil pelajar pancasila, untuk mewujudkan visi tersebut salah satu caranya adalah dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Budaya positif juga harus kita bangun agar dapat mendukung pembelajaran berdirensiasi.
27 Januari 2023
20 Januari 2023
Kegiatan Jumat Bersih
Sekolah adalah sebuah tempat bagi para pelajar menuntut ilmu. Di indonesia, sekolah terbagi menjadi 3 tingkatan, yaitu Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Sekolah bisa dikatakan sebagai rumah kedua bagi para siswanya, semua ini karena para siswa menghabiskan sebagian waktunya untuk belajar di sekolah
Seperti rumah, sekolah pun harus selalu bersih dan terawat agar semua warga sekolah bisa merasa nyaman. Untuk menjaga lingkungan sekolah, tidak hanya tugas dari petugas kebersihan, akan tetapi semua warga sekolah harus ikut serta menjaga kebersihan sekolah karena ini merupakan tanggung jawab bersama dan harus saling membantu mewujudkan kondisi lingkungan sekolah yang bersih dan terawat.
SMP Negeri 1 Weru selalu berupaya menjaga lingkungan sekolah tetap bersih dan sehat dengan secara rutin melakukan kegiatan Jumat Bersih sebulan sekali, selain itu juga setiap hari setiap kelas ada petugas piket kebersihan kelas. Dengan demikian lingkungan bersih akan tetap terjaga dengan baik
17 Oktober 2022
LT 3 Kwarcab Sukoharjo
Salam Pramuka
02 September 2022
Tegar Gusti Ananta telah Sukses sebagai Kontingen Kwartir Cabang Sukoharjo dalam mengikuti Jambore Nasional Pramuka XI Tahun 2022 di Bumi Perkemahan Cibubur Pada Agustus 2022.
26 Agustus 2022
Gugusdepan SMP Negeri 1 Weru Mengukir Prestasi di Ajang Lomba Regu Tingkat II Kwartir Ranting Weru. Sebagai Juara 1 *Regu Tergiat*
Assalamualaikum warahmatullahi wabarrakatuh
05 Desember 2021
02 Desember 2021
KEGIATAN VAKSINASI COVID-19 GO TO SCHOOL SMP N 1 WERU
KEGIATAN VAKSINASI COVID-19 GO TO SCHOOL SMP N 01 WERU
11 November 2021
KEGIATAN SOSIALISASI ADAPTASI PERUBAHAN PERILAKU DI MASA PANDEMI KAMPUS MENGAJAR 2 SMP N 01 WERU
KEGIATAN SOSIALISASI ADAPTASI PERUBAHAN PERILAKU DI MASA PANDEMI KAMPUS MENGAJAR 2 SMP N 01 WERU
Haloha #SobatMengajar
Mimin mau ngasih info lagi nih... Alhamdulillah telah terlaksana salah satu program kerja dari Mahasiswa Kampus Mengajar 2 SMP N 01 weru yaitu Sosialisasi Adaptasi Perubahan Perilaku di masa pandemi. Sosialisasi ini ditujukan kepada perwakilan siswa siswi kelas 8 dan 9 yang tergabung ke dalam OSIS. Dengan sosialisasi ini diharapkan siswa siswi yang mengikuti dapat menularkan materi kepada teman teman kelas dan kepada seluruh siswa siswi SMP N 01 Weru untuk tetap menjaga 3M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, dan menjaga jarak miminal 2 meter) agar covid-19 ini segera selesai dan kegiatan pembelajaran kembali normal aamiin
Tetap bersama kami...
Instagram : @km_smpn1weru
Email : km2smpn1weru@gmail.com
#AdaptasiKebiasaanBaru #KampusMengajarAngkatan2 #smpnegeri1weru
Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh
08 November 2021
KEGIATAN SOSIALISASI TABLET TAMBAH DARAH PUSKESMAS WERU UNTUK SISWI SMP N 1 WERU
Assalamu'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
KEGIATAN SOSIALISASI TABLET TAMBAH DARAH DARI
PUSKESMAS WERU UNTUK SISWI SMP 1 WERU
Haloha #SobatMengajar
Mimin mau ngasih informasi terbaru dari SMP N 01
Weru nih,
Alhamdulillah pagi tadi terlaksana Kegiatan
Sosialisasi Tablet Tambah Darah Bagi Siswi SMP N 01 Weru. Kegiatan minum tablet
tambah darah ini bertujuan agar siswi siswi SMP N 01 Weru yang sudah memasuki
usia remaja dan juga sudah menstruasi tidak kekurangan darah atau anemia yang
menyebabkan kurang fokus dalam kondisi apapun, selain itu tablet tambah darah
ini juga sebagai pil pintar yang dimana kalo diminum 1 kali dalam seminggu dapat
meningkatkan kecerdasan otak kita karena kandungan di dalam obat itu.
Eits... Tapi ngga semudah yang di bayangkan yaa
gaes, kalo mau pintar juga harus belajar dengan sungguh jangan cuma minum pil
yaah
Tetap stay tuned yaa
Selanjutnya mimin akan informasi kan keseruan di
Kegiatan Kampus Mengajar 2 SMP N 01 Weru, SMP kita tercinta
Ikuti kami
Instagram : @km2_smpn1weru
Email : @km2_smpn1weru @gmail.com
Sekian
Wassalamu'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh
27 September 2021
KEGIATAN PENILAIAN LOMBA SEKOLAH SEHAT TINGKAT SMP
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
KEGIATAN PENILAIAN LOMBA SEKOLAH SEHAT TINGKAT SMP
Haloha #SobatMengajar
Pada hari Senin 27 September 2021 SMP N 01 Weru mengikuti
Lomba Sekolah Sehat Tingkat SMP yang di nilai oleh beberapa pihak yaitu ada
Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan dan juga
dari Pemerintah Kabupaten Sukoharjo. Di dalam lomba sekolah sehat ini ada
beberapa aspek yang di nilai antara lain kebersihan dan kelengkapan alat
kebersihan kamar mandi, ketersediaan alat alat di UKS, kelengkapan makanan guna
memenuhi kebutuhan siswa di koperasi siswa, ketersediaan buku dan kekurangan
buku di perpustakaan dan juga ketersediaan tempat cuci tangan pake sabun guna
mencegah virus covid-19.
Semoga sekolah kita tercinta ini memenangkan perlombaan
sekolah sehat tingkat SMP ini yaa teman teman. Aamiin
Tetap stay tuned, nanti mimin akan share informasi terbaru
terkait SMP N 01 Weru Sekolah kita tercinta ini
Tetap bersama kami...
Instagram : @km_smpn1weru
Email : km2smpn1weru@gmail.com
#Lomba#LombaSekolahSehatTingkatSMP#DinasKesehatan#DinasPendidikan#PemKabSukoharjo#KampusMengajarAngkatan2#SmpNegeri01weru
Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh
30 Juni 2020
Plus Minus Gadget di Kalangan Remaja
Pada jaman sekarang bukan merupakan suatu hal yang
baru pada anak remaja mempunyai gadget seperti smartphone dan komputer tablet
seperti ios, windows, dan android. Saat ini gadget di kalangan remaja tidak
hanya digunakan sebagai media komunikasi saja, gadget dikalangan remaja sudah
mejadi alat multi fungsi. Kamera salah satunya dapat dimanfaatkan oleh para
pengguna gadget untuk mengabadikan moment – moment pribadinya, selain itu
fasilitas sosial media juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para remaja
untuk bersosialisasi atupun menunjukan kreatifitas yang mereka punya.
Saat ini, hampir anak remaja sudah memiliki gadget. Siswa yang memiliki gadget selalu membawa gadget mereka ke sekolah. Tak jarang mereka menggunakan gadget selama jam sekolah. Manfaat dari gadget sendiri bermacam-macam untuk menghitung, mengakses internet, mengirim pesan, bermain games, dan jejaring sosial terbuka seperti facebook, twitter, telegram, instagram dll. Tanda-tanda seorang remaja sudah kecanduan gadget yaitu penggunan gadget dalam sehari bisa lebih dari 6-8 jam bahkan lebih dalam, dampak lain dapat mengubah perilaku anak menjadi individualisme yaitu lebih senang bermain dengan ponsel daripada bermain dengan lingkungan sekitar. Kecanduan gadget juga dapat berdampak pada kesehatan yang membuat aktivitas fisik mulai menurun sehingga meminimalisir pergerakan, bahkan cenderung tidak bergerak saat memegang ponsel.
Menurut statistik lembaga riset pemasaran digital perkiraan e-marketer pada tahun 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang. Dalam perkembangannya berdasarkan laporan terbaru We Are Social, pada tahun 2020 disebutkan bahwa ada 175,4 juta pengguna internet di Indonesia. Dibandingkan tahun sebelumnya, ada kenaikan 17% atau 25 juta pengguna internet di negeri ini. Berdasarkan total populasi Indonesia yang berjumlah 272,1 juta jiwa, maka itu artinya 64% setengah penduduk RI telah merasakan akses ke dunia maya. Dengan jumlah itu. Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna smartphone terbesar keempat yang aktif di dunia setelah China, India, dan Amerika. Indonesia tidak jauh berbeda dengan India.
Saat ini, bagi remaja gadget merupakan barang yang sangat penting baginya, karena gadget bukan hanya digunakan sebagai alat komunikasi saja melainkan untuk mencari informasi dan sebagai sarana hiburan yang sangat menunjang aktifitasnya sehari-hari. Banyak dampak negatif dan positif yang didapat dari gadget itu sendiri. banyak anak sudah mengenal gadget ketika masih balita. Oleh karena itu, tidak dipungkiri gagdet memang tidak dapat dihindarkan dari kehidupan sehari-hari, bahkan anak kecil pun sudah mengenal dan sudah bisa memainkan gadget.
Fasilitas gadget dari media sosial juga mempunyai dampak buruk , media social yang paling sering digunakan para generasi muda saat ini adalah facebook, twitter, path dan instagram. Banyak sekali remaja menggunakan media sosial untuk mencurahkan hati atau sesuatu yang menurutnya harus di beberkan ke media sosial tanpa mempedulikan dampak yang akan timbul. Dan memang ada beberapa dampak buruk jika anak kecanduan medsos.
Di era milenial seperti saat ini, pemandangan lalu lalang orang menggunakan gadget bukanlah suatu hal yang aneh lagi. Mulai dari anak sekolah hingga orang lanjut usia pasti sudah memiliki gadget. Banyak hal yang diuntungkan dengan adanya revolusi besar ini dalam kehidupan. Namun tak jarang efek negatif juga seringkali timbul dengan adanya gadget. Menggunakan gadget bukanlah suatu kesalahan, tapi jika sudah sampai kecanduan dan merugikan banyak pihak, sebaiknya kita mulai mengurangi frekuensi pemakaian.
Berikut 5 cara yang dapat digunakan untuk mengatasi kecanduan gadget
Cara mengatasi kecanduan gadget yang paling ampuh adalah mematikan WiFi dirumah, penggunaan WiFi di rumah biasanya ditujukan agar kita bisa lebih menghemat ketersediaan kuota yang ada pada gadget kita. Coba mulai hentikan langganan WiFi di rumah dan hanya pergunaan kuota internet yang ada pada gadget saja. Cara mengatasi kecanduan gadget bisa dilakukan agar kita lebih terbatas dalam penggunaan gadget setiap harinya.
-
Gunakan hanya satu media sosial saja, seringkali kita memeriksa media sosial padahal tidak ada notifikasi apapun. Atau meng-update kegiatan sehari-hari di seluruh media sosial yang kita punya. Selain menghabiskan banyak waktu, kita jadi terlihat sibuk sendiri dengan aktivitas di dunia maya. Padahal banyak hal menarik yang bisa kita lakukan di dunia nyata. Beberapa kejadian yang terjadi di dunia nyata mungkin tidak perlu selalu di bagikan lewat sebuah unggahan foto atau video di dunia maya, namun cukup kita simpan di dalam memori saja. Nah, cata mengatasi kecanduan gadget yang satu ini memang pasti sulit untuk dilakukan.
Bekali diri dengan sebuah buku setiap hari, kebanyakan orang menggunakan gadget pada saat sedang menunggu atau antre. Hal ini dilakukan untuk membunuh waktu dalam mengatasi rasa bosan. Mulai ganti alat bantu penghilang rasa bosan dengan membaca sebuah buku yang menarik minat kalian untuk membaca. Bekali diri setiap hari dengan sebuah buku hingga sewaktu-waktu kalian harus menunggu, kalian tahu harus mengakali rasa bosan selain dengan memainkan gadget.
Matikan gadget 1 jam sebelum tidur. Salah satu hal yang membuat kita susah tidur adalah penggunaan gadget pada malam hari. Adanya rasa ingin memeriksa notifikasi atau hanya sekedar melihat-lihat sosial media dapat membuat jam tidur kita jadi terganggu. Coba mulai matikan gadget 1 jam sebelum tidur agar kita tidak perlu selalu memeriksa gadget yang kita miliki. Bereskan semua hal yang mengharuskan kita menggunakan gadget. Bila perlu, pasang status off atau Sleeping di layanan chat yang kita punya agar tidak ada yang menghubungi atau khawatir karena kita sedang tidak bisa dihubungi.
Jangan pergunakan power bank, membawa power bank setiap saat tentu bermanfaat jika gadget yang kita miliki tiba-tiba kehabisan daya saat dibutuhkan. Namun dengan selalu tersedianya power bank kita jadi tidak perlu khawatir dengan gadget yang sewaktu-waktu bisa mati. Coba mulai tinggalkan powerbank dan atur penggunaan gadget sebaik mungkin agar kita tidak perlu kerepotan kehabisan daya saat benar-benar membutuhkan gadget. Hal ini secara otomatis akan membuat kita menyentuh gadget hanya pada saat dibutuhkan saja.
Sejauh ini, riset baru bisa menunjukkan efek terlalu lama main gadget pada fisik. Misal sakit kepala, carpal tunnel syndrome dan stres akut. Pun demikian, solusinya berlaku sama baik itu untuk anak, remaja, pun dewasa. Buatlah batasan bagi diri sendiri untuk menjauh dari gadget. Sepenuhnya menjauh dari gadget mungkin sulit bahkan mustahil bagi kebanyakan orang. Namun, menyediakan waktu sedikit saja untuk bergawai dan bermedia sosial benar-benar bisa membuat Anda merasa lebih baik dalam jangka panjang. Generasi muda harus pandai-pandai untuk membatasi diri serta menggali informasi dari penggunaan gadget. Gunakanlah gadget sebagai suatu media yang dapat membawa kita untuk menjadi orang yang sukses.
28 Juni 2020
Setiap Siswa - Remaja adalah Pribadi yang Istimewa
- Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
- Ketidakstabilan emosi.
- Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
- Adanya sikap bersebrangan atau menentang orang tua.
- Adanya pertentangan di dalam dirinya. Hal ini sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua.
- Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
- Senang bereksperimentasi.
- Senang bereksplorasi.
- Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
- Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.
Selama ini orang selalu menilai seorang remaja berbakat dan pintar hanya dari nilai yang diperoleh di sekolah, sehingga jika seorang remaja mendapatkan nilai yang kurang dengan cepat orang akan mengatakan bahwa si remaja bodoh dan tidak memiliki potensi apa pun. Pandangan dan penilaian semacam ini sangat keliru dan menyesatkan. Akibat pandangan keliru itu si remaja tidak dapat mengembangkan dan menemukan potensi yang ada dalam dirinya. Profesor Howard Gardner dari Universitas Harvard telah mengembangkan model kecerdasan yang disebut multiple intelligence lebih 20 tahun. Ia tiba pada satu pandangan bahwa kecerdasan bukanlah sesuatu yang bersifat tetap. Kecerdasan akan lebih tepat kalau digambarkan sebagai suatu kumpulan kemampuan atau keterampilan yang dapat ditumbuhkan dan dikembangkan. Kecerdasan bersifat laten, ada di diri tiap manusia tetapi dengan kadar pengembangan yang berbeda. Dalam menjelaskan mengenai kecerdasan, ia menggunakan kata ‘bakat’ atau ‘talenta’. Konsep multiple intelligence yang dikembangkannya terdiri atasi delapan jenis kecerdasan, yaitu:
- Kecerdasan linguistik, kemampuan dalam bidang bahasa.
- Kecerdasan matematika dan logika, kemampuan dalam berpikir abstrak dan terstruktur.
- Kecerdasan visual dan spasial, kemampuan yang berhubungan dengan gambar, diagram, peta, maupun grafik.
- Kecerdasan musik, kemampuan yang sangat kreatif dalam hal musik.
- Kecerdasan interpersonal, mampu bergaul dan beradaptasi dengan cepat, mampu menjadi mediator, dan pintar dalam hal berkomunikasi
- Kecerdasan intrapersonal, kemampuan untuk dapat mengerti diri sendiri serta kemampuan untuk memperhatikan nilai dan etika hidup.
- Kecerdasan kinestetik, ahli dalam hal-hal yang berhubungan dengan fisik, pekerjaan tangan dan dalam hal mengelolah suatu objek.
- Kecerdasan naturalis, kemampuan untuk mencintai alam dan berinteraksi dengan hewan maupun tumbuhan
Pengembangan potensi seorang
remaja hendaklah memperhatikan hal-hal tersebut. Meniadakan atau
mengesampingkan salah satu aspek di dalamnya merupakan pekerjaan sia-sia dalam
usaha menggali potensi seorang remaja. Perlu dukungan dari orangtua dan guru
dalam mengembangkan potensi yang ada dalam diri seorang remaja sehingga mereka
bisa meraih semua impian masa depan mereka. Bantu mereka agar memiliki konsep
diri yang baik dan benar, lihatlah mereka dari sudut pandang multiple
intelligence, biarkan mereka berkembang sesuai dengan kecerdasan yang mereka
miliki.